I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic).
Menurut adinata dan
Hendritomo (2002), dalam Pleurotus sp. Terdapat dua bentuk sel yaitu sel generatif
dan sel vegetatif bercabang yang disebut hifa sel – sel Pleurotus Sp. Dapat berdiri sendiri atau saling berhubungan
sehingga membentuk benang hifa. Kumpulan benang hifa membentuk miselium. Dari
miselium ini kemudian terbentuk gumpalan kecil seperti simpul menyerupai urat
akar. Simpul miselia bermuara membentuk bulatan kecil yang disebut pinhead
disebut juga sebagai primordia yang selanjutnya menjadi stadia dewasa dan
akhirnya membentuk tundung buah yang sempurna yang terdiri dari batang tanpa
cincin dan tundung. Struktur tubuh buah Pleurotus
sp. asimetris mempunyai bentuk
panjang.
Komposisi kimia yang
terkandung pada Pleurotus Sp. Tergantung
jenis dan tempat tumbuhnya. Di Jepang jamur tiram disebut hiratake sebagai
jamur obat. Hasil penelitian glucan health center menyebutkan bahwa Pleurotus ostreatus mengandung seyawa pleuron
mengndung protein (19-30%), karbohidrat (50-60%), asam amino, vitamin
B1,B2,B3,B5,B7, vitamin C dan mineral (Widyastuti, 2002). Jamur ini juga
berfungsi sebagai anti tumor, menurunkan kolesterol dan ani oksidan. Selain itu
juga terdapat senyawa tannin yang dapat berfungsi sebagai antimikroba dan
sebagai penghambat penyerapan zat besi ( Suharjo, 2007).
B. Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah:
1.
Mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak miselium Ganoderma lucidum dan tubuh
buah Pleurotus ostreatus terhadap Escherichia coli.
II. MATERI DAN METODE
A. Alat
Alat
yang digunakan dalam acara praktikum kali ini adalah tabung reaksi, cawan
petri, Erlenmeyer 250 ml, jarum ose, bor gabus, lampu spirtus, gelas ukur,
beker glass, autoklaf, pinset, shaker orbital, LAF (Laminar Air Flow), corong
pemisah, oven, hot plate, kertas cakram, labu Buchner, corong Buchner, drugal
sky, pipet tetes, pipet ukur, mikropipet,pompa vakum, dan blender.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah isolat Ganoderma lucidum, isolat Pleurotus ostreatus, isolat Escherichia coli,
medium PDA, medium PDYB, medium NA, medium NB,
etanol 96%, DMSO, alcohol 70%, kapas, akuades, wrapper, alumunium foil, kertas
cakram, kertas saring (whatman no.41)
C. Cara Kerja
Metode yang digunakan dalam praktikum adalah:
a. Pengambilan
dari tubuh buah
1.
Tubuh buah Pleurotus
ostreatus dan Ganoderma lucidum dicuci
bersih.
2.
Tubuh buah yang sudah bersih dipotong-potong dan dioven
selama 4-6 hari sampai beratnya konstan setelah itu dihaluskan.
b. Pengambilan
dari miselium
1.
Miselium dari Ganoderma
lucidum dan Pleurotus ostreatus
diambil sebanyak 4 plug, kemudian dimasukan kedalam labu erlenmeyer yang berisi
PDYB 100ml kemudian dishaker selama 30 hari.
2.
Setelah 30 hari, larutan tadi disaring kemudian di oven
selama 4-6 hari sampai beratnya konstan setelah itu dihaluskan.
c. Setelah
halus tubuh buah dan miselium tadi kemudian diekstraksi mengunakan ethanol 96%
dengan perbandingan 1:10 kemudian disaring dan didapat ekstrak.
d. Setelah
itu ekstrak diuapkan untuk menguapkan ethanol, sehingga didapatkan ekstrak
kental.
e. Ekstrak
tadi dimasukan kedalam botol yang berisi DMSO (dimetil sulfoksida) dengan
konsentrasi ekstrak 20%.
f. Larutan
ekstrak diambil 50 µl dan diteteskan pada kertas cakram, kemudian kertas cakram
tadi dikeringkan untuk menghilangkan pelarut dan disterilkan dengan sinar UV
selama 30 menit.
g. Stok
Salmonella typhi disiapkan, dan
diinokulasikan kedalam medium NB miring secara aseptis.
h. Selanjutnya
diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 37 0 .
i.
Koloni tunggal yang didapat diaktivasi menggunakan
medium NB.
j.
Setelah itu, kertas cakram diletakan kedalam medium NA
+ S. typhi dan diamati selama 1 x 24
jam.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil
Rata-rata Diameter Zona Jernih
Kel.
|
D1
|
D2
|
D3
|
D4
|
Rata-rata Zona
|
|
Ekstrak Etil Asetat
G. lucidum
|
1
|
0,5
|
0,8
|
1,1
|
1,4
|
0,95
|
2
|
0,8
|
0,7
|
1,2
|
1,3
|
1
|
|
3
|
0,2
|
0,2
|
0,3
|
0,6
|
0,325
|
|
4
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
|
5
|
0,8
|
0,8
|
0,8
|
0,85
|
3,25
|
|
Ekstrak
N Heksan
G. lucidum
|
1
|
0,4
|
0,7
|
1,2
|
1,0
|
3,3
|
2
|
0,5
|
0,8
|
1,1
|
1,0
|
0,85
|
|
3
|
0,3
|
0,1
|
0,2
|
0,4
|
0,25
|
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
5
|
0,8
|
0,8
|
0,9
|
0,8
|
0,825
|
B. Pembahasan
Ganoderma lucidum merupakan jenis
jamur polipor. Selian itu Ganoderma lucidum termasuk
dalam kelompok jamur
penghasil triterpen yang
dikenal dengan asam ganoderic
yang memiliki struktur
molekul menyerupai hormon
steroid. Tubuh
Ganoderma lucidum mengandung lebih dari 200 senyawa aktif yang dapat dibagi
menjadi tiga kelompok utama, yakni 30% senyawa larut dalam air, 65% senyawa
larut dalam pelarut organik, dan 5% senyawa volatil. Polisakarida dan
germanium organik merupakan senyawa larut dalam air. Adenosin dan terpenoid adalah
senyawa yang larut dalam pelarut organik, sedangkan asam ganoderat termasuk senyawa volatil. Ganoderma
lucidum mengandung polisakarida aktif yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kromium merupakan nutrien
mineral esensial bagi
manusia dan ternak
serta berperan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat. Kromium organik
dapat dihasilkan dengan memanfaatkan fungi Ganoderma lucidum yang telah
diketahui memiliki kemampuan
untuk menginkorporasi kromium
ke dalam sel fungi
tersebut baik di
dalam miselium maupun
di dalam tubuh
buah sehingga dapat mengubah
kromium anorgaik menjadi
organik. Ganoderma lucidum merupakan jamur kayu yang memiliki khasiat obat Ganoderma lucidum tergolong dalam
basidiomycotina, hymenomycetes, holobasidiomycetidae, aphyllopharales (Suharjo,
2007).
Ganoderma
lucidum dikenal sebagai
sumber dari kelompok
triterpen, yang dikenal sebagai
asam ganoderik, yang
mempunyai struktur molekul
yang sama dengan hormon-hormon steroid.
Jamur ini merupakan sumber dari polisakarida yang secara biologis
aktif dan mengandung
ergosterol, caumarin, manitol,
lactones, alkaloids, asam lemak
tak jenuh, vitamin
dan mineral. Lingzhi
segar hanya mengandung 75% kadar
air (Jones, 2000). Ganoderma yang mengandung lebih dari 200 elemen aktif,
beberapa kandungan zat aktif yang sangat penting seperti berikut ini.
1.
Polisakarida, bermanfaat untuk memperkuat proses
kemampuan penyembuhan yang secara alami dalam tubuh. Membantu Mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh. Mencegah pertumbuhan sel yang tidak normal. Membantu
mengurangi kadar gula dalam darah dan memelihara fungsi pankreas. Mencegah
kerusakan sel-sel tisu. Mencegah kerusakan organ-organ dalam tubuh.
Membersihkan penumpukan racun dalam tubuh. Menguatkan membran sel. Menambah
jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.
2.
Adenosin, bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol
dan lemak dalam darah.Menurunkan kadar lipid darah dan menstabilkan membran sel
darah merah.
Menurunkan kadar penggumpalan darah dan mencegah thrombogenesis.
Memperbaiki fungsi kelenjar adrenalin untuk menjaga keseimbangan endokrin.
Menyeimbangkan metabolisme untuk keremajaan dan lebih bertenaga.
Menyeimbangkan PH darah.
Menurunkan kadar penggumpalan darah dan mencegah thrombogenesis.
Memperbaiki fungsi kelenjar adrenalin untuk menjaga keseimbangan endokrin.
Menyeimbangkan metabolisme untuk keremajaan dan lebih bertenaga.
Menyeimbangkan PH darah.
3.
Triterpenoid, bermanfaat untuk meningktakan sistem
pencernaan. Mencegah alergi yang disebabkan oleh antigen. Mengurangi kolesterol
dan menstabilkan lemak di dalam tubuh. Mengaktifkan inti sel dalam tubuh.
4.
Sari Ganooderik, bermanfaat untuk membantu memulihkan
masalah penyakit kulit, infeksi mulut dan luka. Meremajakan, mempercantik dan
menghaluskan kulit. Menghentikan pendarahan.
Ganoderma yang dimaksudkan
adalah 100% ekstrak badan buah Ganoderma lucidum yang telah diproses melalui metode
pengeringan dingin dan pemisahan serat dengan teknik khusus. Zat-zat aktif yang
terkandung dalam Ganoderma lucidum terpelihara dengan baik berkat cara pembubukan
yang sangat khusus. Dengan zat-zat aktif yang penting, seperti yang telah
diuraikan diatas banyak sekali fungsi dan manfaat yang diperoleh dari Ganoderma
untuk pemulihan kesehatan kita. Tetapi fungsi dan manfaat yang utama dari
Ganoderma adalah membantu tubuh kita membuang racun yang ada di dalam tubuh.
Miselium duhasilkan dari Ganoderma lucidum yang baru berumur 18 hari. Miselium
kaya akan enzim vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh kita, serta
polisakarida yang jumlahnya 4 kali lebih banyak daripada Ganoderma. Fungsi
utama Miselium adalah untuk menyeimbangkan kembali sistem tubuh termasuk
mengembalikan fungsi organ-organ dalam tubuh serta mengaktifkan sistem
pertahanan tubuh. Memperkuat sistem imun tubuh kita. Membantu membersihkan racun falam
tubuh. Membekalkan vitamin dan mineral. Menguatkan fungsi lambung dan ginjal (Chang,
1978).
Menurut Murray (2009) antibiotik
adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik
sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat
pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya)
antibiotik dibagi menjadi dua:
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik
yang bersifat destruktif terhadap bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat
bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau
multiplikasi bakteri.
Ganoderma lucidum lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif daripada bakteri gram negatif.. Hal ini disebabkan perbedaan komponen
penyusun dinding sel kedua kelompok peptido, selebihnya adalah asam teikoat,
sedangkan bakteri gram positif komponen dinding selnya mengandung 5 – 20 % .
peptidogirkan, selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida dan
lipoprotein (Anonim, 2011).
Bahan-bahan yang
digunakan pada praktikum uji aktifitas antimikroba, antara lain :
1.
N Heksan dan Etil asetat, berfungsi untuk melarutkan
senyawa aktif yang ada dalam Ganoderma
lucidum.
2.
DMSO (Dimetil Sulfida oksida), berfungsi untuk
melarutkan ekstrak karena ekstrak masih kental.
3.
Waterbath, berfungsi untuk menghilangkan sisa – sisa
etanol.
Alat
yang digunakan pada praktikum uji aktifitas antimikroba, antara lain :
1. Shaker orbital,
berfungsi untuk menumbuhkan bakteri atau mikroorganisme lainnya.
2. LAF (Laminar Air Flow), berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
inokulasi yang bersifat
steril.
3. Hot Plate, berfungsi untuk memanaskan dan membuat media agar.
4. Pompa vakum, berfungsi sebagai penyaringan dengan cara pompa.
5. Pinset, berfungsi untuk memindahkan benda padat dengan cara
menjepitnya.
6. Blender, berfungsi untuk menghaluskan benda padat
7. Labu bunchner, berfungsi sebagai tempat sehabis penyaringan dengan
pompa vakum.
Bakteri uji yang
digunakan yaitu bakteri E. coli merupakan
kelomok bakteri yang bersifat patogen. Bakteri E.coli dapat menyebabkan gastrogen teritis pada manusia, sedangkan B.
subtilus menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng yang dapat mengakibatkan
gastroenteritis pada manusia yang mengkonsumsinya.
Antibiosis adalah
interaksi antara organisme dimana salah satu organisme menghasilkan zan
antibiotik atau racun yang berbahaya bagi organisme lainnya. Antibiotik yang
merusak dinding sel mikroba dengan menghambat silus enzim atau anaktifasi
enzim, sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas dan sering menyebabkan sel
lisis. Antibiotik ini meliputi penisislin, sikloserin, vankomisin, ristosenin,
dan basitrasin. Antibiotik menghambat sintesis dinding sel terutama dengan
mengganggu sintesis peptiologikan. Dinding sel bakteri merupakan bentuk
karakteristik dan berfungsi melindungi bagian dalam sel terhadap perubahan
osmotik dan kondisi lingkungnnya. Di dalam sel terdapat sitoplasma dilapisi
dengan membran sitoplasma yang merupakan tempat berlangsungnya proses
biokomiawi sel. Dinding sel bakteri terdiri drai beberapa lapisan (Anonim 2011).
Kelompok 3 rombongan I mendapatkan
hasil rata-rata zona yang berasal dari ekstrak etil asetat G.lucidum adalah
sebesar 0,325 sedangkan untuk
rata-rata zona yang berasal dari ekstrak N heksan G. lucidum adalah sebesar 0,25. Miselium G. lucidum yang ditumbuhkan
dalam ekstrak dengan menggunakan etil asetat yang diuji dengan bakteri E.coli
memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 1.6442 sedangkan miselium G.
Lucidum yang dalam ekstrak dengan menggunakan N heksan yang diuji dengan
bakteri E. Coli memiliki rata-rata diameter zona hambat sebesar 1,2358 (Anonim,
2011). Hal tersebut kurang sesuai karena pada saat menginokulasikan tempat yang
digunakan atau LAF tidak lagi steril karena waktu penggunaan yang sudah sore
sehingga banyak yang membuka tutup ruangan LAF.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mekanisme penghambatan senyawa anatimikroba,
antara lain antibiotik yang menghambat
sintesis dinding sel bakteri, antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi, antibiotik yang menghambat
sintesis protein, yang antibiotik yang menghambat
fungsi membran sel, antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit.
2.
Hasil rata-rata zona yang berasal dari ekstrak etil asetat G.lucidum adalah
sebesar 0,325 sedangkan untuk
rata-rata zona yang berasal dari ekstrak N heksan G. lucidum adalah sebesar 0,25.
B. Saran
Saran
yang dapat saya sampaikan adalah sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum waktunya
lebih diperhatikan agar pada saat pelaksanaan tidak tergesah-gesah.
DAFTAR PUSTAKA
diakses
pada tanggal 18 November 2011.
Anonim, 2011. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-8-daya-kerja- antimikroba-dan.html .diakses pada tanggal 18 November 2011.
Anonim, 2011. http://asa-knowledge.blogspot.com/2010/06/manfaat-ganoderma-dan- miselium.html diakses pada tanggal 18
November 2011.
Chang,
S.T. dan W. 4Hayes. 1878. The biology and cultivation of edible mushroom.
Avademic Press. INC. New York, London.
Chang,
Shu-ting and P. G. Miles, 2004.
Mushrooms: Cultivation, Nutritional Value Medicinal Effect, and Environmental
Impact. CRC Press, California.
Jones, K. 2000. Medicinal mushrooms. Healthy and Natural
Journal. 67: 705–821.
Murray RK. Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Sjabana, D. 2001. Manfaat
Ganoderma lucidum. Yayasan DHS, Jakarta.
Sudharma, M. I. 1990. Pengaruh
Perbandingan Komposisi Kompos Kapas – Kelaras sebagai Medium Tanam Terhadap
Produktifitas Ganoderma lucidum. Jurusan biologi FMIPA, IPB. Bogor.
Suharjo. E. 2007. Budidaya Edible
Mushroom Dengan Media Kardus. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Somowiyarjo, S. 1999.
Mikrobiologi Pangan II. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
heheheehhe oke beud nii fid ^^
BalasHapus