apa sii

catcot [catatan bacot] let's cekidot.....

Selasa, 16 Oktober 2012

JEJAK SPORA



I.  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah jamur pangan, secara alami jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Dialam bebas, jamur tiram biasanya terlihat tumbuh pada batang pohon yang sudah lapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang. Jamur tiram dapat dijumpai hampir disepanjang tahun. Jamur tiram dapat tumbuh di sebagian besar wilyah Indonesia pada ketinggian antara 550–800 meter dpl, dengan kadar air sekitar 60% dengan derajat keasaman pH 6–7. Jika kadar air di lokasi terlalu tinggi, maka jamur akan terserang penyakit busuk akar. Namun jika kadar air kurang, maka misellium jamur tidak bisa tumbuh menyerap sari makanan dengan baik sehingga pertumbuhan jamur menjadi tidak optimal (Anonim, 2011).
            Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Jamur tiram dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping. Permukaan jamur tiram licin, agak berminyak saat lembab, dan tepiannya bergelombang. Diameternya mecapai 3-20 cm. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu (Dwidjoseputro, 1996).
            Spora jamur tiram berbentuk batang berukuran 8-11 x 3-4 µm. Misellium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat. Jamur tiram juga memiliki beberapa jenis, beberapa jenis yang ada diantaranya; jamur tiram putih, jamur tiram merah jambu, jamur tiram kelabu, dan jamur tiram coklat. Sedangkan jamur tiram yang dikenal paling enak dan paling banyak diminati oleh masyarakat adalah jamur tiram putih. Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi dan bertahan. Karakteristik spora sering digunakan untuk mempelajari sistematika dan klasifikasi jamur. Para ahli mikologi dapat menggunakan spora atau lebih tepatnya jejak spora yang dapat membantunya untuk mengidentifikasi ribuan spesies jamur yang memiliki tudung. (Anonim,2011).

B. Tujuan

            1. Untuk melihat jejak spora yang terdapat di Pleurotus ostreatus atau jamur  tiram.
  
II. MATERI DAN METODE
A. Alat
            Alat yang digunakan dalam acara praktikum kali ini adalah cawan berukuran besar, kertas karbon hitam, kertas karbon putih, dan wrapping.

B. Bahan
            Bahan yang digunakan adalah jamur tiram Pleurotus ostreatus.
C. Cara Kerja
1.  Siapkan cawan berukuran besar
2. Alasi bagian bawah dengan kertas karbon hitam dan putih, masing-masing kertas           karbon ditaruh separuh dari ukuran cawan.
3. Masukkan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) kedalam cawan yang telah dialasi    kertas karbon.
4.  Werpping cawan yang telah berisi jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
5.  Inkubasi selama 24 jam
6.  Amati spora yang tumbuh pada kertas karbon. 



III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
                                  

Gambar 1. Pleurotus ostreatus                        Gambar 2. Spora Pleurotus ostreatus
                                                                                    (kertas karbon hitam)
                                                                                                                                                           



B. Pembahasan
            Jamur tiram memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolestrol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, dan jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol, di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan (Dwidjoseputro, 1996).
            Jamur tiram memiliki misellium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat. Sedangkan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu lebih rendah atau sama dengan 26ºC dengan kelembapan 84%-90%. Jamur tiram memerlukan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan. Keterbatasan oksigen akan mengganggu pertumbuhan sari buah, sedangkan  kelebihan oksigen akan menyebabkan tubuh buah jamur cepat layu (Anonim, 2011).
            Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa (Anonim,2011).
            Jejak spora adalah kumpulan spora dalam jumlah besar. Hal ini bisa diperoleh dengan meletakkan tudung dengan himenium menghadap ke bawah pada selembar kertas putih atau sepotong kaca. Setelah beberapa jam, terkadang tidak sampai esok harinya, lapisan spora akan terkumpul. Jadi terbentuknya spora tidak lebih dari satu hari. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah muda, kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan lagi menjadi ungu dan hitam. Warna spora kadang-kadang dapat dilihat secara visual dengan melihat lamela pada jamur dewasa, tetapi kadang-kadang warna dari lamela menyembunyikan warna sporanya (Anonim, 2011).
            Fungsi alat-alat yang digunakan dalam acara praktikum jejak spora diantaranya cawan petri besar, sebagai tempat untuk meletakkan jamur tiram Pleurotus ostreatus serta kertas karbon hitam dan putih yang berfungsi sebagai penanda ada tidaknya spora yang dihasilkan oleh Pleurotus ostreatus. Jika spora yang dihasilkan berwarna putih maka hasilnya dapat ditunjukkan dibagian kertas karbon yang berwarna hitam begitupun sebaliknya. Werpping berfungsi untuk menutup secara rapat cawan petri agar tidak terjadi kontaminan. Adapun fungsi dari bahan yang digunakan antara lain jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai media untuk menghasilkan spora.
            Berdasarkan hasil yang didapat bahwa spora yang tumbuh pada cawan besar yang berisi jamur tiram adalah spora yang berwarna putih sehingga akan terlihat  dikertas karbon yang berwarna hitam, terbentuknya spora sehari setelah melakukan praktikum jejak spora. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa pertumbuhan spora akan terbentuk sehari setelah perlakuan.

  

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Jejak spora yang terdapat di Pleurotus ostreatus atau jamur tiram adalah spora    berwarna putih yang telah terlihat dikertas karbon hitam.
2. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah muda, kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan lagi menjadi ungu dan hitam.

B. Saran
            Saran yang dapat saya sampaikan adalah sebaiknya acara jejak spora dilakukan lebih dari satu preparat agar dapat membandingkan spora yang dihasilkan antara yang satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. http://www.referensikesehatan.com/kesehatan/100-Jamur/10091-    Spora-Jamur-Tiram.html. diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.

Anonim, 2011. http://www.jamurserasan.co.cc/2010/03/tahapan-budidaya-jamur-   tiram.html. diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.

Anonim, 2011. http://infojamur.blogspot.com/2010/05/info-budidaya-jamur_29.html         diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.

Anonim, 2011. http://blogideusaha.blogspot.com/2009/04/keuntungan-budidaya-   jamur.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.

Anonim, 2011. http://suwardi10.wordpress.com/2009/07/22/90/ diakses pada tanggal        20 Oktober 2011.

Dwidjoseputro, 1996. Pengantar Budidaya Jamur Tiram. Gramedia. Jakarta.

Sunawiria, U. 1986. Pengantar untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Penerbit Angkasa. Bandung.